Sukabumi Update

Pandemi Covid-19, BAPPEDA Sukabumi Sebut UMKM Non Pangan Paling Terpukul

SUKABUMIUPDATE.com - Dampak Pandemi Covid-19 selama enam bulan ini, telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II lalu minus hingga 5,32.

Pandemi ini juga telah menyebabkan menurunnya investasi, sehingga terjadi gelombang PHK karena terhentinya usaha.

Lalu bagaimana Pemerintah Kabupaten Sukabumi menangulangi dampak ekonomi karena pandemi ini? Simak wawancara langsung bersama Kepala Bidang Ekonomi dan SDA BAPPEDA Kabupaten Sukabumi, Jalaludin Mukti, dalam acara Tamu Mang Koko Edisi 12 September 2020.

Bagaimana kondisi ekonomi Sukabumi hari ini?

Pada dasarnya kondisi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi di tahun 2019 sedang bagus-bagusnya. Target kita ada di posisi 5,68. Capaiannya di angka 5,75. Kalau kita lihat tren 10 tahun terakhir, ini sedang menanjak. Nah karena pandemi ini luar biasa, maka di tahun 2020 semua terkena dampak, kecuali sektor pertanian. Karena pertanian itu supply untuk pangan masih menjadi prioritas.

Sektor apa yang paling terdampak karena Pandemi Covid-19 ini?

Memang imbas industri manufaktur yang posisi tenaga kerjanya banyak. Jumlah tenaga kerja yang diliburkan itu 4.582 dan tenaga kerja yang di-PHK 2.152. Industri manufaktur kita kan supply barangnya kebanyakan dari luar. Ekspor pun kita ke luar.

Bagaimana sektor UMKM di tengah Pandemi Covid-19?

UMKM sebenarnya soko guru, tetapi UMKM kewalahan dalam pemasaran. Ditambah kan orang juga lebih safety di posisi awal. Artinya yang penting pelayanan dasar, makan kita terpenuhi. Maka yang paling terpukul itu UMKM non-agro atau yang di luar pangan.

Untuk lebih lengkapnya, silakan saksikan acara Tamu Mang Koko Edisi 12 September 2020.

Editor : Koko Muhamad

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI